Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Qur’an Al-Imam Ashim adalah lembaga Pendidikan Islam berbasis Pesantren di Makassar yang dinaungi oleh Yayasan al-Imam Ashim. Pondok pesantren ini ikut menjembatani terwujudnya jawaban akan kekhawatiran semakin langkanya penghafal Al-Qur’an, khsususnya di Sulawesi Selatan. Karena itu, sejak awal kegiatan, pendidikan Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Qur’an al-Imam Ashim telah fokus (takhassus) pada program penghafalan Al-Qur’an.
Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Al Imam Ashim dirintis oleh Al-Hafizh KH. Syam Amir Yunus pada tahun 1998, putra pertama dari pasangan H. Muh.Yunus Dg. Rewa dan Hj. Hamdiana Dg. Ti’no yang tinggal di Jalan Tidung Mariolo, Kelurahan Tidung, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Pada tahun 1996, pondok ini berangkat dari kegiatan pengajian Taman Pendidikan Al-Qur’an yang santrinya adalah warga sekitar di Kelurahan Tidung. Dalam perkembangannya, dengan modal prestasi yang diraih di beberapa event skala nasional maupun internasional, pada tahun 1999 KH. Syam Amir bertekad membuka sebuah Pondok Pesantren Penghafal Al-Qur’an. Pada awalnya, satu orang santri dibina khusus untuk menghafal al-Qur’an, dan dalam waktu singkat jumlah santri kian bertambah dengan berdatangannya para santri dari berbagai daerah, hingga pesantren ini berkembang dengan pesat.
Terlaksananya kegiatan menghafal Al-Qur’an yang kemudian berwujud menjadi lembaga resmi ini tidak terlepas dari dukungan kedua orang tua KH. Syam Amir Yunus dan semua pihak yang ikut terlibat dalam membina para santri. Begitu pula seorang pengusaha terkemuka dari kabupaten Enrekang yang turut andil dalam membesarkan pondok pesantren ini.
Dari tahun ke tahun, kiprah Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Qur’an Al-Imam Ashim memang terus menerus menampakkan hasil yang begitu menggembirakan, santri-santri meraih beberapa prestasi khususnya cabang hifzhil qur’an dari berbagai tingkatan pada MTQ/MHQ baik tingkat provinsi, tingkat nasional, maupun event-event lainnya yang berskaala nasional seperti MHQH Tahunan Pangeran Bin Abdul’ Azis Alu Su’ud tingkat Nasional. Dari Raihan prestasi inilah antusiasme masyarakat, terutama generasi muda untuk “mondok” di Pesantren ini, menjadi sebuah indikator betapa animo itu mengalir begitu deras, hingga akhirnya pada tahun 2010 jumlah santri yang tidak tertampung lagi di kampus I Tidung Mariolo. mendorong Al Hafizh H. syam Amir Yunus selaku pengasuh untuk membuka kampus II diatas tanah wakaf orang tua seluas ± 5000 m² yang berlokasi di Tamangapa Kelurahan Bangkala kecamatan Manggala, impian ini pun terwujud setelah mendapat restu dari orang tua.
Semangat untuk membesarkan Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Al Imam Ashim semakin kuat berkat dorongan dari Bapak Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, beliau selaku guru dari Pengasuh dan sekaligus sebagai Penasehat pada Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Al-Imam Ashim, beliau adalah salah Hafal Al-Qur’an yang memiliki jalur Sanad Fafalan Al-Qur’an bersambung kepada Rasulullah SAW. Dalam kunjungannya kehadiran ulaman ini memberikan pengakuan secara resmi (legalitas formal) Sanad Hafalan Al-Qur’an kepada Pengasuh Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Al Imam Ashim sekaligus memotivasi pengembangan program-program Pondok Pesantren, ulama ini juga aktif mengikuti kegiatan-kegiatan resmi Pondok Pesantren, seperti Wisuda Hafizh 30 Juz yang dilaksanakan setiap tahun. Ini adalah salah satu alas an yang mendorong para peneliti Al-Qur’an menjadikan Pondok ini sebagai objek penelitian.
Dukungan-dukungan dari berbagai pihak dari kalangan dermawan dan pengusaha-pengusaha ternama di Sulawesi Selatan juga semakin mengalir atas prestasi dan pemberian Sanad Al-Qur’an yang diperoleh, selain dari keluarga Bapak H. La tinro La tunrung selaku Pembina Yayasan, yang sejak awal berdirinya kampus I di Tidung Mariolo hingga kini masih eksis menjadi donatur, kini hadir juga beberapa pengusaha yang lainnya ikut membantu pembangunan Kampus Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Al Imam Ashim, antara lain keluarga H. Azhari, Keluarga H. Syahrir yang menghadirkan bangunan masjid kampus II , Bosowa, Kalla Group, Telkom, Forum Kajian Cinta Alqur’an (FKCA), PT. Semen Tonasa, PLN dan majelis-majelis taklim lainnya, kesemuanya turut berperan aktif mewujudkan bangunan-bangunan kokoh yang merupakan sarana penting dalam menjalankan program-program kegiatan Pondok.
Atas dukungan para donatur menhadirkan sarana-sarana pondok, pada tahun 2012 kampus 2 pun berkembang, pondok pesantren membuka Madrasah Tsanawiyah Tahfizhul Qur’an sebagai wujud dari kekhawatiran sebagian orang tua tentang perlunya kombinasi Pendidikan formal dan belajar layaknya pada Lembaga Pendidikan umum lainnya sehingga santri tidak hanya menghafal semata, akan tetapi santri juga tetap dibekali ilmu-ilmu lainnya seperti ilmu sosial, sains, serta kegiatan ekstra lainnya yaitu latihan pramuka, seni bela diri dan lain-lain.
Pada tahun 2015 kembali dibuka Madrasah Aliyah Tahfizhul qur’an sebagai lanjutan Pendidikan secara berjenjang agar santri tetap dapat melanjukan Pendidikan Tingkat Atas tanpa harus meninggalkan pondok, upaya ini juga sebagai langkah antisipasi agar santri tetap mondok dan berkonsentrasi menjaga hafalan-hafalannya.
Tenaga-tenaga pengajar, Musyrif dan Badal Tahfizh, adalah para alumni dan lulusan Pondok Pesantren ternama di daerah Pulau Jawa yang memiliki prestasi-prestasi tingkat Nasional dan Internasional, bahkan beberapa kali mendapat kepercayaan menjadi juri pada musabaqah Tingkat Provinsi dan Tingkat Nasional, kegiatan lainnya yang dilaksanakan oleh kementerian Agama baik di daerah maupun di pusat para pendidik Al Imam Ashim seringkali mendapatkan undangan baik sebagai peserta maupun sebagai narasumber, tentu melalui kegiatan-kegiatan ini kualitas dan profesionalitas para pengajar tidak diragukan lagi kompetensinya, hal ini menjadi salah satu pendukung terlaksananya kegiatan-kegiatan pondok yang berkualitas dan terukur.
Adapun program-program unggulan Pondok Pesantren Al Imam Ashim antara lain Simaan Alqur’an sudah menjadi kewajiban bagi setiap santri, dan beberapa kegiatan tambahan seperti pelajaran Kitab Kuning, Latihan Pidato, Dakwah dalam Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, kesemuanya dibimbing langsung oleh instruktur yang profesional. Untuk program Qiraat Sab’ah yang dibimbing langsung oleh Pengasuh dikhususkan bagi para hafizh yang telah menyelesaikan hafalannya. Terlaksananya program-program ini sangat membantu santri-santri untuk melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi, terlihat beberapa alumni yang telah melanjutkan studinya di Perguruan-perguruan Tinggi baik Dalam Negeri maupun Luar Negeri.
Kegiatan-kegiatan lain seperti Musabaqah Hifzhil Qur’an baik sifatnya internal maupun musabaqah antar Pondok Pesantren, Akselerasi Tahsin dan Tahfizh, Pesantren Alqur’an Ramadhan, sudah menjadi program rutin untuk dilaksanakan, kegiatan ini disamping sebagai evaluasi kualitas hafalan santri juga sebagai upaya membangun silaturahim dengan pesantren-pesantren lainnya yang berada diwilayah Sulawesi Selatan. Begitupula Santri yang mendapatkan tugas Imam Tarwih di beberapa masjid-masjid besar dan sebagian besar santri lainnya menjadi Imam Tarwih di daerah asalnya masing-masing, juga menjadi ajang sosialisasi Pondok Pesantren Al Imam Ashim semakin dikenal oleh masyarakat.
Kunjungan beberapa tokoh terkemuka, baik dari tokoh-tokoh Agama, pengusaha, dan unsur-unsur pemerintah yang memiliki kepedulian pada pengembangan Pondok Pesantren dalam berbagai kegiatan Pondok pesantren, tokoh tokoh ini mengadakan kunjungan khusus serta menghadiri beberapa kegiatan penting yang diaksanakan oleh Pondok Pesantren Al Imam Ashim seperti wisuda santri 30 juz yang saat ini juga menjadi program tahunan. Pemerintah provinsi Sulawesi selatan juga dalam kegiatan karantina tahfizh dan pelatihan perhakiman dan seminar-seminar yang bertemakan alqur’an menjadikan pondok pesantren Al Imam Ashim sebagai pusat kegiatan. Hal ini juga berdampak pada citra pondok menjadi Lembaga yang kelak diminati banyak pihak.
Meningkatnya minat penghafal Alqur’an bukan hanya diminati oleh kaum Ikhwan namun kalangan Akhwat pun kini sudah mulai bermunculan, hal ini tentu mendorong pengurus Yayasan Al-Imam Ashim untuk menghadirkan sarana khusus kaum Akhwat. Alhamdulillah atas Rahmat Allah SWT pada tahun ini 2016 kampus III untuk Putri telah hadir juga di jalan Skarda yaitu atas kesediaan keluarga Bapak Prof. DR H. Hamzah Harun, LC., MA. kediaman pribadinya dijadikan asrama Tahfizh Putri, sekalipun sarananya cukup sederhana, Pondok Tahfizh Putri mulai dibuka dengan sangat terbatas karena hanya dapat menampung ±30 santri, Perjalanan kampus putri pun sudah mulai dilirik oleh kaum akhwat, jumlah peminatnyapun kian bertambah hingga harus dibatasi oleh karena terbatasnya sarana yang dimiliki, atas pertolongan Allah SWT, kekhawatiranpun terjawab dengan dimulainya pembangunan kampus IV Puteri Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Al Imam Ashim di kabupaten Gowa, lokasi pembangunan kampus puteri adalah merupakan tanah wakaf dari salah seorang donator pencinta Al-Qur’an. Fasilitas pendukung lainnya seperti kantin dan tempat santri berbelanja, Pondok pesantren memiliki mini market Ashim Mart yang melayani kebutuhan-kebutuhan pokok santri. adapun Untuk keamanan dan kebersihan kampus Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Al Imam Ashim tetap terjaga, pihak penegelola melakukan kerja sama dengan pihak ketiga. Security dan petugas cleaning service yang ditugaskan setidaknya dapat memberikan jamiinan adanya layanan keamanan santri dan upaya menjadikan lingkungan kampus yang bersih. Pondok Pesantren juga memiliki klinik sebagai upaya penaganan layanan Kesehatan bagi santri, pihak Pondok bekerjasama dengan Medicshare yaitu organisasi layanan sosial dibidang Kesehatan yang terdiri dari tenaga-tenaga medis dan peralatan medis memadai yang siap bertugas 24 jam melayani dan memberikan pertolongan pertama kepada santri.